Satu tahun berlalu sejak berhasil disegelnya kartu The Sealed. Sakura dan teman-temannya pun kembali hidup seperti biasa dengan damai. Sementara itu, Syaoran dan Meilin kembali ke Hong Kong. Kali ini, Sakura telah menjadi murid kelas 1 SMP.
Hari ini merupakan hari pertama masuk sekolah, dan Sakura sangat girang. Meski dia masih sedih karena Syaoran tidak ada, tapi dia tetap gembira karena sekarang dia sudah menjadi murid SMP. Ketika dia sedang berjalan sendirian ke sekolah, seseorang menepuk pundaknya.
“Aku pulang, Sakura…” bisik orang itu. Sakura menoleh sambil terkejut, kemudian air matanya mendadak menetes.
“Syaoran…?” tanya Sakura tidak percaya. Keberadaannya, senyumnya, rupanya masih sama seperti yang dulu.
“Tentu saja ini aku, Sakura… Kenapa kamu menangis?” Syaoran menghapus air mata Sakura yang mengalir.
“Aku menangis karena bahagia.” Ujar Sakura merasa bahagia. Tak pernah disangkanya bahwa Syaoran akan benar-benar kembali.
“Ayo, kita ke sekolah. Kita nggak boleh terlambat, kan?” ucap Syaoran dengan lembut, menarik tangan Sakura. Tentu saja, Sakura benar-benar senang.
Sesampainya di sekolah, beberapa murid yang berasal dari SD Tomoeda terkejut bercampur gembira melihat kedatangan Syaoran dari Hong Kong. Berbagai pertanyaan ditanyakan kepadanya. “Li-kun, kemana Meilin-chan? Apakah dia tidak ikut?” tanya Tomoyo.
“Dia bersekolah di sekolah khusus putri berasrama, sehingga dia tidak bisa ikut bersamaku ke sini.” Jawab Syaoran.
“Kenapa kamu kembali ke sini, Li-kun?” tanya Yamazaki yang tiba-tiba lewat.
“Yah… Aku lebih senang tinggal disini daripada tinggal di Hong Kong. Lagipula nanti aku juga kembali ke Hong Kong saat libur musim dingin.” Jawab Syaoran.
Bel sekolah pun berbunyi, dan para murid masuk ke dalam kelas mereka masing-masing. Beruntung, Sakura berada di kelas yang sama dengan Syaoran. Wali kelas mereka adalah seorang wanita cantik bernama Shiraishi Manami. Beliau akan mengajari pelajaran Bahasa Inggris.
“Selamat pagi, murid-murid. Saya adalah Shiraishi Minami, yang mulai hari ini akan menjadi wali kelas kalian sampai akhir semester.” Ujar Shiraishi-sensei sambil tersenyum baik. Namun, Syaoran merasakan sesuatu yang ‘berbeda’ dari Shiraishi-sensei.
Pelajaran berlangsung dengan lancar, namun Syaoran menatap Shiraishi-sensei dengan tajam. Sakura yang heran bertanya padanya. “Syaoran… Kenapa memandang Shiraishi-sensei seperti itu?”
“Tidak, hanya perasaanku saja.” Kata Syaoran mencoba untuk tidak melibatkan Sakura dalam masalahnya.
Syaoran pun kembali ke apartemennya. Dia menaruh tasnya di meja, kemudian duduk di sofa. “Aku tidak bisa melibatkan Sakura dalam konflik ini. Ibu pun sudah mengatakannya padaku… Selain itu, sepertinya Shiraishi-sensei ada hubungannya dengan urusan Cardcaptor. Aku merasakan keberadaan yang mirip dengan Clow Reed.” Kata Syaoran sambil berpikir.
Di lain pihak, Sakura bergumam mengenai perkataan Syaoran tadi. “Kenapa Syaoran memandang Shiraishi-sensei begitu tajam ya… Aku tidak merasakan apapun darinya.”
“Tidak merasakan apa?” tanya Kero yang tiba-tiba lewat sambil membawa empat batang coklat.
“Kero-chan!” seru Sakura terkejut. “Eh, aku hanya bergumam kenapa Syaoran memandang Shiraishi-sensei begitu tajam kok.”
“Anak itu kembali lagi? Dan siapa Shiraishi-sensei?” kata Kero mengunyah coklatnya.
“Shiraishi-sensei adalah wali kelasku. Shiraishi Manami, nama lengkapnya.” Kero tersentak mendengar nama wali kelas Sakura.
“Shiraishi Manami, katamu? Tidak mungkin… Ini tak mungkin terjadi.” Ujar Kero gemetar.
“Kero-chan?” Sakura heran melihat Kero yang sudah gemetaran mendengar nama wali kelasnya itu.
Tiba-tiba handphone Sakura berbunyi. Dengan cepat ia mengangkatnya. “Halo, ini Sakura…” kata Sakura dengan sopan.
“Ini aku, Eriol. Bagaimana kabarmu di Jepang, Sakura-san?” tanya Eriol.
“Eriol-kun?! Bagaimana bisa…”
“Aku hanya ingin menginformasikan sesuatu kepadamu. Apakah Li-san sudah kembali ke Tomoeda?” tanya Eriol lagi, tapi dengan nada yang sangat serius.
“Iya… Dan kenapa Kero tersentak mendengar nama wali kelas baruku, Shiraishi Manami?” Eriol juga tersentak mendengar namanya.
“Sepertinya kau tidak mengetahuinya, Sakura-san…”
“Kau juga tersentak, Eriol-kun? Apa yang terjadi, sebenarnya…?”
“Baiklah, kelihatannya ini merupakan saat yang tepat untuk memberitahukan hal ini padamu. Sebenarnya, sebelum Clow Reed meninggal, dia memilih tiga orang untuk dijadikan Cardcaptor selanjutnya – yakni kau, Sakura-san, Shiraishi Manami dan Kosaka Yukari... Dia hendak memilih Manami-san, yang merupakan keturunan dari adik Clow Reed. Namun, akhirnya Clow Reed memilih kau. Manami-san tidak mengetahui ini karena memorinya mengenai pemilihan Cardcaptor ini telah dihapuskan.” Jelas Eriol yang membuat Sakura terkejut.
“Jadi… Shiraishi-sensei merupakan calon Cardcaptor?” kata Sakura.
“Ya… Dan meski dia bukan Cardcaptor, tapi dia mewarisi darah dari ayah Clow Reed yang merupakan seorang penyihir juga dan bisa menggunakan sihir, namun Western Magic.” Ujar Eriol lagi.
“Ngomong-ngomong, apa yang ingin kau informasikan, Eriol-kun?” tanya Sakura.
“Ini mengenai konflik antara klan Li dengan seorang cowok yang bisa membuat kartu Clow. Kau mungkin tidak tahu mengenai ini, tetapi harus diketahui bahwa Syaoran dikirim ke Jepang untuk mengintai orang itu yang tinggal di Tomoeda.”
“Apa? Tapi Syaoran tidak memberitahukan itu padaku…”
“Orang itu dapat menggunakan dan bahkan membuatnya, dan kau harus waspada. Tapi tenang saja, aku mengirimkan seseorang untuk membantumu… Besok dia akan datang.” Ujar Eriol, kemudian menutup teleponnya.
“Eriol-kun? Eriol-kun?!” Sakura terdiam sebentar, sempat tidak percaya bahwa wali kelasnya itu adalah calon Cardcaptor. Tapi, terlintas sebuah pikiran. Kosaka Yukari? Siapakah dia?
Esok harinya, Sakura datang dengan wajah yang sedikit pucat, membuat khawatir Tomoyo. “Sakura-chan, ada apa?” tanya Tomoyo gelisah.
“Tidak ada apa-apa, aku tidak sakit kok, Tomoyo-chan.” Datanglah Syaoran, dan dia menghampiri Sakura.
“Ada apa, Sakura?” tanya Syaoran.
“Tidak kok…”
Beberapa menit kemudian bel sekolah berbunyi, dan semua murid kembali ke bangkunya masing-masing. Shiraishi-sensei pun datang. “Semuanya, memang mengagetkan, tapi ada seorang murid baru hari ini. Ayo, silahkan.”
Seorang gadis coklat dengan mata ungu masuk mengenakan seragam sekolah SMP Tomoeda. “Halo, saya Kisaragi Haruna… Salam kenal dan mohon bantuannya.”
Syaoran tersentak merasakan keberadaan Haruna, sementara itu, Sakura juga ikut tersentak karena dia tahu bahwa Haruna adalah orang yang dimaksudkan oleh Eriol...
Apa hubungannya antara Shiraishi-sensei dengan urusan Cardcaptor yang lebih dalam? Sebenarnya, apa guna dari Eriol mengirim Haruna untuk melindungi Sakura? Dan siapa Kosaka Yukari yang terlintas dalam pikiran Sakura?
To be Continued
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Yak! Cerita fantasy yang memiliki banyak twist dan agak rumit serta kompleks, namun bila anda tidak mengerti, silahkan dibaca ulang! Kenapa ada tiga calon Cardcaptor? Itu hanyalah sebuah ide saya. Manami merupakan keponakan dari Clow Reed, sementara itu Yukari adalah karakter original dari Blossom Sakura~
Well, semua misterinya akan terbongkar sedikit demi sedikit. Apa ini membuatmu penasaran? Komentar ya…
*Notes*
Apabila author lain tidak menyetujui ini, harap maklum karena saya fanfic writer dengan cerita kompleks. Thanks.
Sincerely,
Alice Cherry :D
No comments:
Post a Comment